Jumat, 17 September 2010

INFRASTRUKTUR PELABUHAN MANADO DINILAI PARAH

Oleh: Dirno Kaghoo

Bertahun-tahun pelabuhan Manado terbiar tak terurus. Makin lama makin banyak korban yang jatuh. Semua pihak tak berani bertanggungjawab. Tapi bicara duit, banyak cara dilakukan di sana. Layanan untuk kepentingan keselamatan nonsen. Kasus terakhir akibat dari parahnya pengelolaan pelabuhan Manado adalah meninggalnya dua orang anggota DPR RI persis di depan mulut pelabuhan.

Zeth Walo selaku salah satu pengurus Assosiasi kepelabuhanan mengatakan penyebab peristiwa naas itu diduga kuat karena di tempat kejadian merupakan tempat pecahnya ombak. Kebetulan saja saat perahu yang digunakan para korban ketika masuk ke pelabuhan mendapat terpaan angin barat seketika. Lantaran di kompleks pelabuhan terjadi pendangkalan selama 10 tahun terakhir ini belum pernah dikeruk, sehingga pecahan ombak menjadi besar dan kurang diantisipasi oleh semua pihak yang berkompeten. Padahal persoalan ini sudah menjadi sorotan dalam setiap agenda tentang pengelolaan pelabuhan Manado, demikian pengakuan Walo saat KORAKORA mampir minum kopi di cafenya di bilangan pelabuhan.

Pada kesempatan itu, hadir pula Captain Victor Tambelangi, M.Mar., yang mempertanyakan berbagai kelemahan layanan infrastruktur yang tidak lagi memadai dan mengancam keselamatan penumpang yang menyalahi prosedur regulasi pelayaran yang baik dan benar. Tambelangi menegaskan mulai dari layanan tangga naik penumpang yang tidak diperkenankan menggunakan papan yang hanya digantung pada tali di depan pintu kapal. Prosedur yang benar bilamana kondisi datar dari dermaga ke pintu masuk, maka jembatan yang menghubungkan dermaga dengan pintu kapal harus mempunyai jaring atau minimal tempat untuk menjadi pegangan. Sedangkan tangga yang posisinya tinggi, harus dibuat anak tangga tetapi tetap menggunakan jaring. Dengan demikian bila terjadi kecelakaan, maka tidak menimbulkan korban dan kerugian yang fatal. Jangan heran bilamana di pelabuhan Manado sudah sering terjadi manusia jatuh dari atas tangga bahkan mayat pernah jatuh juga. ungkap Walo.

Percakapan kedua tokoh yang kompeten dalam bidang kepelabuhanan itu menarik perhatian beberapa orang yang sedang sharing pendapat di cafe kecil itu. Capten yang malang melintang di lautan dan pelabuhan internasional itu mengatakan bahwa dirinya berkompetensi untuk mengaudit semua aktivitas di pelabuhan Manado. Semoga dari kunjungannya di kampung halamannya Hiung, beliau segera dapat membenahi pelabuhan Manado melalui peran strategis yang melekat pada dirinya dan mendorong kalangan profesional (shipping lines, port company, logistic company), serta serta pihak pemerintah (perhubungan laut, ADPEL, kepabeanan), untuk dapat memberikan gambaran langsung tentang penerapan Modern Port Management di dalam sebuah kondisi nyata di Manado dan pelabuhan-pelabuhan kecil lainnya di SaTaS.

Welmi Loway, salah satu pelaut asal Sitaro mengatakan setuju semoga ada perubahan dan regulasi pelabuhan yang lebih mengutamakan keselamatan sehingga kelihatan tertata. Terutama ketika penumpang berada di kapal, ada ketegasan dari crew kapal terlebih Capten dan Mualim 1 sebelum berangkat untuk meneliti apakah penumpang dan barang sesuai list manifest agar tak terjadi korban berikutnya, kata pelaut asal Makalehi itu. Ia menilai bahwa standar yang dipakai di pelabuhan Manado sangat buruk, selayaknya Adpel tegas dalam aturan seperti crew kapal mulai dari Capten sampai koki ada yang hanya bermodalkan buku pelaut.

Selayaknya harus memiliki sertifikat profesi dan ketrampilan pelaut seperti BST (Basic Safety Training), SCRB (Survival Craft and Rescue Boat) serta ANT D (jurumudi) maupun Perwira ANT 5, ANT 4 seterusnya, karena standar ini yang dikeluarkan oleh IMO (International Organitation Maritime). Jadi kalau sampai terjadi seperti peristiwa kemarin, yang disalahkan berani saya katakan adalah Pemda, Adpel, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan pelayaran. solusinya adalah benahi semua yang bobrok dan ikuti aturan internasional agar rakyat juga aman dalam menggunakan jasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar